Posting cerpen by: Stephany Silvana Sompotan
Aku tidak tahu kekuatan apa yang aku miliki ini. Sejak aku beranjak SMA ada yang berbeda denganku. Aku takut untuk memberitahukan ini pada orang lain, dan baru sekarang aku berani untuk mengatakannya. Setiap kali aku tidur pasti akan bermimpi. Ada mimpi yang masih diingat, tapi ada mimpi yang susah untuk diingat. Aku memulai petualangan mimpiku yang aneh. Saat ku terlelap dalam tidurku aku bermimpi sedang berada dalam suatu acara pesta besar, dimana tanteku dengan cantiknya duduk diatas singgasana memakai gaun putih panjang dengan motif bunga keperakan seperti orang yang mau nikah. Sejenak aku mengikuti pestanya, dan tak lama kemudian alarm-ku berbunyi. Sudah saatnya aku bangun. Aku menceritakan hal itu pada mama, tapi tak direpon dan aku pun hanya mendiamkan hal itu. Keesokan harinya aku mendapat kabar dari mama kalau tante Rina meninggal akibat kecelakaan motor. Oh God, tak salah lagi tante Rina-lah yang kumimpikan saat itu. Aku belum merasa ada yang aneh dengan keadaan itu,,tapi mungkin saja itu satu pertanda tapi tak ku gubris. Berikutnya dengan keadaan yang sama, aku bermimpi di suatu malam, disebuah pesta besar seorang anak kecil berusia kurang lebih 3 tahun, menggunakan gaun pengantin, dan dalam mimpiku aku tertawa..Masih kecil kok sudah mau kawin. Hal yang sama pun terjadi, aku mendengar kabar kalau anak kecil yang kumimpikan itu sudah meninggal akibat sakit yang dialaminya, dan tak lain adalah anak temanku. Berikutnya lagi beberapa bulan kemudian sejak peristiwa itu aku bermimpi yang sama, dan terjadi kejadian yang sama, sepupuku yang kumimpikan meninggal karena dibunuh orang. Tiga kali kejadian yang sama membuatku berpikir lebih dalam lagi dan aku menarik kesimpulan bahwa semua yang kumimpikan menggunakan gaun pengantin akan meninggal entah dengan cara apa saja, dan semuanya itu tak dapat kucegah, karena aku tak tahu mereka akan meninggal dengan cara apa dan aku sangat menyesali ini. Sungguh aku menyesali semua ini dan tak ingin bermimpi ini lagi yang sangat membuatku takut..Sampai aku masuk perguruan tinggi aku sudah jarang bermimpi aneh seperti itu. Aku menceritakan hal ini pada sahabat-sahabatku dan mereka begitu cepat merespon. “Nina, kalo kamu mimpiin aku yang pake gaun pengantin tolong ya kasih tahu sama aku..Sekalipun kita sudah selesai kuliah kamu harus tetap ngabarin aku. Aku takut dengan ceritamu dan aku tahu apa yang kau lihat dalam mimpi itu akan menjadi kenyataan yang pahit..”Sahut Gaby dengan wajah takutnya. “Iya, aku juga tak tahu mau menolak ini atau tidak, aku selalu takut akan hal ini tapi aku harus menjalani ini. “ “Iya Nin, aku juga ya,kalo mimpiin aku kasih tahu sama aku….”kata Iren menyela pembicaraan Nina “Iya teman-teman aku akan mengabari kalian..tenang saja jangan terlalu panik begitu….”************************* 3 Bulan semenjak masuk Universitas aku sudah jarang bermimpi aneh, aku senang dengan keadaan ini. Tapi semuanya hanya sementara saja, aku mengalami hal itu lagi di malam sehari sebelum Hari Ulang Tahunku.. dalam mimpiku, aku hadir dalam pesta pernikahan temanku Gaby. Gaby begitu cantik dengan balutan kebaya modern berwarna gading. Aku begitu senang dengan keadaan ini, terbawa dengan kesenangan sampai-sampai aku tidak berpikir lagi jika aku bermimpi seperti itu akan terjadi sesuatu. Dalam suasana senang itu aku sempat berbicara dengan temanku Gaby. “Gab, selamat ya, cepat banget kamu nikah…kamu 1000 km dari kami..” “Nggak Nin, aku bukan 1000 km dari kamu, tapi kita sama-sama 1000 km dari Iren dan Nana..” “Ngaco kamu Gab, jangan bercanda..” “Nin, kita kan bikin pesta berdua, masa lupa.. Kamu cantik banget dengan gaun pengantinmu itu. Modelnya Gothic ya??keren Nin…Tapi Randy kok belum datang juga ya, acaranya khan sudah mau mulai..” Aku begitu terkejut mendengar kata-kata Gaby. Yang benar aku nikah sama Randy barengan Gaby.?Aku memandang pakaikanku yang agak berbeda dengan Gaby. Seketika itu juga aku mulai mencoba menyadarkan diri dari tidur. Aku harus bangun, aku harus bangun…….dan aku terbangun pukul 03.00 dini hari memasuki hari yang baru dimana aku berumur 17 tahun. Aku memang yang paling muda diantara kami berempat tapi cukup lebih besar dari temanku Iren dan Nana. Tak bisa kubayangkan bermimpi seperti itu dan dalam mimpiku aku dan Gaby berbalut gaun pengantin, siapa yang harus behati-hati dan siapa yang akan terlebih dulu dijemput ajal aku tidak tahu. Aku tidak mau baik aku atau Gaby yang mengalaminya, aku berharap ini hanya kesalahan dan tidak akan terjadi lagi, karena sudah lama berlalu sejak peristiwa kemarin dan ini bukanlah akhir dari segalanya. Aku percaya pada Tuhan dan ini tidak akan terjadi. “Happy Birthday Nina,,selamat ulang tahun ya…”sahabat-sahabatku memberi pelukan padaku. “Makasih ya ucapannya…”aku mencoba tersenyum pada mereka “Terus traktirannya dimana nich..?”sahut Gaby “Dimana saja terserah kalian,…” “Ehmmmm,,,kalo begitu Chinesse Food aja ya…”sahut Iren,,, “Ok….”Sahutku sambil berjalan bersama mereka menuju ke rumah makan Chinesse Food di pusat kota..Dalam perjalanan bersama mereka aku tetap mencoba tenang tidak mengingat –ingat kejadian dalam mimpiku.. “Nina, kok kamu diam saja, bicara hanya sebatasnya, ini khan hari ulangtahunmu…ceria donk Nina..”Gaby mencubiti pipiku”Atau jangan-jangan karena Randy nggak bisa datang ya??” “Sebentar lagi dia datang, katanya masih ada mata kuliah. “ “Huh dasar Randy, lebih mentingin kuliah daripada pacarnya..”kata Iren sewot “Nggak papa kok, lagian mata kuliahnya penting banget nggak boleh bolos..”sahutku membela Randy “memang nih anak kalo dah cinta dibelain terus..khan baru jadian jadi benih-benih cinta semakin bersemi..”Kata Nana temanku yang dari tadi diam “Ah biasa aja,…..”sahutku sambil senyum… Satu jam kami makan dan ngobrol bareng, Randy pacarku tiba-tiba menelponku, dan menyuruhku keluar sebentar menuju ke jalan raya didepan, dari seberang aku sudah bisa melihatnya, dia memegang setangkai bunga mawar membawa kue tart dengan angka 17 diatasnya dan sekaligus membawa beberapa orang yang sedang memainkan gitar. Sungguh sesuatu yang indah dan romantic yang baru kurasakan sekarang. Aku tersenyum sendiri, teman-temanku yang melihatnya tersenyum manis…Randy melambaikan tangannya, aku mencoba berjalan menelusuri parkiran didepan rumah makan dan melintasi jalan yang ada didepan. Jalanan yang begitu ramai dengan kendaraan bermotor dan para pejalan kaki. Saat lampu merah menyala, aku pun langsung menyeberang jalan melewati zebra cross , tapi tak disangka dari arah kananku sebuah sepeda motor Kawasaki niinja dengan pengedara seorang cowok berpakaian hitam melaju kencang dan .AAAARRRRRRRRGGGGGGGGGHHHHHHHHHH……..BRUKKKKKKKKK……Hidupku berakhir disini….THE END
0 komentar:
Posting Komentar