Senin, 25 Juni 2012

2 contoh membuat latar belakang


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Penididikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara atau memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan.
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha manusia untuk memanusiakan  manusia itu sendiri. Dalam penididkan terdapat dua subjek pokok yang saling berinteraksi. Kedua subjek itu adalah pendidik dan subjek didik. Subjek-subjek itu tidak harus selalu manusia, tetapi dapat berupa media atau alat-alat pendidikan. Sehingga pada pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dengan subjek didik guna mencapai tujuan pendidikan.
Menurut wadah yang menyelenggarakan pendidikan, pendidikan dapat dibedakan menjadi pendidikan formal, informal dan nonformal.
Pendidikan formal adalah segala bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik bersifat umum maupun bersifat khusus. Contohnya adalah pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Pendidikan Informal dalah jenis pendidikan atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau masyarkat yang diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu(bukan organisasi). Pendidkan nonformal adalah segala bentuk pendidikan yan diberikan secara terorganisasi tetapi diluar wadah pendidikan formal.
Pada makalah ini, akan dikaji hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan formal yang diselenggarakan di Indonesia.
Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan akan menimbulkan dua macam dampak yang saling bertentangan. Kedua dampak itu adalah dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif adalah segala sesuatu yang merupakan harapan  dari pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan kata lain dapat disebut sebagai ’Tujuan’. Sedangkan dampak negatif adalah segala sesuatu yang bukan merupakan harapan dalam pelaksanaan kegitan tersebut, sehingga dapat disebut sebagai hambatan atau masalah yang ditimbulkan.
Jika peristiwa di atas dihubungkan dengan pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan akan menimbulkan dampak negatif yang disebut sebagai masalah dan hambatan yang akan dihadapi. Hal ini akan lebih tepat bila disebut sebagai permasalahan Pendidikan.
Istilah permasalahan pendidikan diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu “problem“. Masalah adalah segala sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata permasalahan berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan. Jadi Permasalahan pendidikan adalah segala-sesuatu hal yang merupakan masalah dalam pelaksanaaan kegiatan pendidikan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-program pendidikan di negara Indonesia. Seperti yang diketahui dalam TAP MPR RI No. II/MPR/1993 dijelaskan bahwa program utama pengembangan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut.
  1. Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan
  2. Peningkatan mutu pendidikan
  3. Peningkatan relevansi pendidikan
  4. Peningkatan Efisiensi dan efektifitas pendidikan
  5. Pengembangan kebudayaan
  6. Pembinaan generasi muda

Adapun masalah yang dipandang sangat rumit dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut.
  1. Pemerataan
  2. Mutu dan Relevansi
  3. Efisiensi dan efektivitas
Setiap masalah yang dihadapi disebabkan oleh faktor-faktor pendukungnya adapun faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya 4 masalah di atas adalah sebagai berikut.
    1. Ilmu Pengeahuan dan Teknologi (IPTEK)
    2. Laju Pertumbuhan penduduk
    3. Kelemahan guru/dosen (tenaga pengajar) dalam menangani tugas yang dihadapinya, dan ketidakfokusan peserta didik dalam menjalani proses pendidikan (Permasalahan Pembelajaran).

Minggu, 24 Juni 2012

0 Perbedaan Microsoft Office 2007 dan 2010

Di awal tahun ini Microsoft Office mengeluarkan versi beta dari MS Office 2010. Versi ini bisa didownload gratis di Internet (silahkan download disini). Kemarin saya sempet coba juga sih, namun masih belum puas lah kalau pake versi betanya saja. Nah, sekarang Microsoft 2010 yang versi trial sudah beredar di pasaran. Rencananya akhir tahun ini akan keluar juga versi retail yang mutakhir. Pertanyaannya apa sih yang membuat kita harus hijrah ke 2010?
1. Lebih Cepat
Microsoft Office 2010 di claim lebih cepat start-upnya dibandingkan 2007. Selain lebih cepat Office 2010 terbagi menjadi aplikasi 64 bit (x64) dan 32 bit (x86). Jadi kalau kalian ingin pakai Ms Ofice 2010 disarankan untuk melihat dulu jenis OS yang dipakai di komputer agar performa komputer lebih cepat saat menjalankan program. Untuk performa saat dijalankan saya nggak begitu merasakan berat, karena saya menginstall program ini di komputer yang cukup mumpuni performanya. <– tunggu reviewnya ya!
2. Ribon lebih simple
Dibandingkan tampilan ribon di 2007, menurut saya ribon di 2010 lebih simple dan enak dilihat. Sebetulnya hampir sama persis, namun pada setiap tombol-tombol di ribon tidak diberi kotak atau separator sehingga terlihat lebih lenggang dan lebih mudah dicari tombol-tombol yang kita inginkan. Beberapa blog teman juga megnatakan ada beberapa tombol yang tidak begitu berguna dihapus dari ribon, tapi sebetulnya kita bisa mengedit tombol-tombol yang ada di ribon agar sesuai dengan kebutuhan kita pada menu properties
Ribbon office 2007 dan 2010
3. Application Menu
Di MS Office 2007 kita menemukan application menu yang simple saat meng-klik logo ofice di pojok kiri, disini juga dapat kita temukan dengan meng-klik tombol file. Hanya saja tampilannya lebih menarik bila dibandingkan dengan 2007 yang simpel. Tapi menurut saya dari fungsibilitas saya kurang suka, justru malah ribet karena ada pilihan pilihan menu yang tidak begitu penting dipaparkan seperti permisions dan info yang nggak begitu berguna buat saya. Di aplikasi office selain word, menu ini disesuaikan warnanya dengan themes. Misalkan pada excel berwarna hijau dan power point orange kecoklatan. Dengan tampilnya application menu yang lebih atraktif saya kagum pada pemakaian pertama. Habis itu ketika memakai berkali-kali, menu yang atraktif ini buat saya nyaris nggak ada gunanya.
4. Artistic Effects pada image
Sepert Photoshop, kini di office pun bisa menggunakan filter artistic effects pada image yang kita gunakan di ms Word. Di dalam ribon picture tools (format) kita bisa memilih 23 effects artistik yang dapat digunakan pada image seperti sketsa lukisan pensil (pencil sketches), pastel dan cat minyak (oil paintings), maosaic dan kaca bergelombang (rippled glass). Nggak hanya sampai disitu aja, Office 2010 juga punya alat penghilang background gambar (Remove Background tool) nah, fitur yang satu ini jadi salah satu point selling penting ms Office 2010.
Smart art yang lebih editable dan beragam
Kita bisa menemukan smart art di Office 2007. Kini di Office 2010 fitur smart art memiliki lebih banyak diagram dan lebih banyak opsi untuk diedit. Namun bagi yans suka dengan persentasi menggunakan MS Power point, smart art akan membantu mempercantik bentuk persentasi anda. :)
6. Fitur video yang lebih maksimal pada Power Point
Pada power point kita bisa memasukan video HD dengan format movie file yang lebih banyak dibandingkan office 2007. dan yang paling mengesankan kita bisa menaruh kode embed code youtube pada persentasi kita. Kekurangannya ketika menaruh kode embed youtube kita harus online saat memutar video tersebut di persentasi. Disini kita juga bisa menambahkan filter pada video kita dengan mudah. Dan hebatnya lagi kita bisa menaruh video kita ini pada frame 3 dimensi. Keren bukan? buat kalian yang suka persentasi wajib nih pakai ms Office 2010.
Menaruh Frame 3D pada Video di MS Office Power Point
Menaruh Frame 3D pada Video di MS Office Power Point
Sebetulnya masih banyak perbedaan-perbedaan yang mencolok antara 2007 dan 2010, tapi saya bisa mengambil kesimpulan bahwa kali ini microsoft mencoba untuk membuat software dengan orientasi user-interface seperti halnya macintosh. Kesimpulannya, karena memiliki performa yang lebih cepat daripada Microsoft Office 2007 tentunya pasti saya memilih untuk menggunakan Microsoft Office 2010 pada pekerjaan sehari-hari. Namun secepat-cepatnya Microsoft 2010 tentunya saya lebih memilih Microsoft Office 2003 yang jadul itu karena sudah terbiasa dan jauh lebih cepat :D 




4 cara Install Printer HP PSC 1410 di Windows 7

Halo Bro semua, nih baru nemu caranya instal printer lama HP PSC All in one 1410, yang ngga ada drivernya di windows 7
cara ini sudah dicobakan pada windows 7 build 7264:
1. konek Printer ke usb port, biarkan di detect sama windows
2. ada 1 driver yang tidak ada alias missing
3. dari device manager, update driver untuk HPPSC 1410
4. masukkan cd driver HPPSC 1410 scan dengan install new hardware wizard ke CD drive kamu
5. pilih driver yang digitally signed
6. driver kata windowsnya sukses diinstal dan working properly, tapi coba print warna dari word 2007, pasti warnanya nggak keluar....
7. caranya, klik kanan dari printer HPPSC1410 di start>device and printers> Klik kanan HPPSC1410 printer properties>advanced
8. pada tab driver pilih new driver
9. Cari merk HP, pilih HP deskjet f300 series
10. Install>Finish
11. Sekarang Printer Kamu dah bener2 OK dan Tokcer...walaupun mereknya berubah....hehehehe

Selamat Mencoba...

Jumat, 15 Juni 2012

1 cara menyusun instrument penelitian


A. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Dari arti kata kedua istilah tersebut segera dapat dikemukakan pengertiannya demikian:
"Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan olph peneliti untuk mengumpulkan data"
"Cara" menunjuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya. Terdaftar sebagai metode-metode penelitian adalah: angket (questionnaire), wawancara atau interviu (interview), pengamatan (observation), ujian atau tes (test), dokumentasi (documentation), dan lain sebagainya.
2.  Instrurnen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
"Instrumen penelitian" yang diartikan sebagai "alat bantu" merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (question­naire), daftar cocok (checklist) atau pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule) soal tes (yang kadang-kadang hanya disebut dengan "ter" saja, inventors (invertory), skala (scale), dan lain sebagainya.
Melihat daftar jenis-jenis metode dan daftar jenis-jenis instrumen tersebut diatas, terdapat istilah-istilah yang sama, yaitu angket dan tes. Dengan demikian ada metode angket dan instrumen angket. Demikian juga ada metode tes dan instrumen tes. Memang instrumen angket digunakan sebagai alat bantu dalam penggunaan metode angket; demikian juga halnya dengan tes. Namun ada kalanya peneliti memilih metode angket tetapi menggunakan daftar cocok sebagai instrumen.
Menurut pengertiannya, angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Daftar cocok, menunjuk pada namanya, merupakan kumpulan dari pernyataan atau pertanyaan yang pengisiannya oleh responder dilakukan dengan memberikan tanda centang atau tanda cocok (ü) pada tempat-tempat yang sudah disediakan. Jadi "daftar cocok" sebenarnya merupakan semacam angket juga tetapi cara pengisiannya dengan memberikan tanda cocok itulah yang menyebabkan ia disebut demikian.
Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data. Dengan demikian terdapat kaitan antara metode dengan instrumen pengumpulan data. Pemilihan satu jenis metode pengumpulan data kadang-kadang dapat memerlukan lebih dari satu jenis instrumen. Sebaliknya satu jenis instrumen dapat digunakan untuk berbagai macam metode.
Jika daftar metode dan daftar instrumen tersebut dipasangkan, akan terlihat kaitan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Pasangan Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
No.
Jenis Metode
Jenis Instrumen
1
Angket (questionnaire)
Angket (questionnaire)
Daftar cocok (checklist)
Skala (scala), inventori (inventory)
2
Wawancara (interview)
Pedoman wawancara (interview guide)
Daftar cocok (checklist)
3
Pengamatan/Observasi (Observation)
Lembar Pengamatan, panduan pengamatan, panduan observasi (observation sheet, observation schedule), (checklist).
4
Ujian/Tes (test)
Soal ujian, soal tes atau tes (test), inventori (inventory).
5
Dokumentasi
Daftar cocok (checklist)
Tabel

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa:
  1. Inventors dapat digunakan sebagai angket (tidak digunakan untuk mengetahui sesuatu yang sifatnya "ketat" seperti tes, (misalnya angket minat) tetapil ada yang berkedudukan seperti tes.
  2. Daftar cocok (checklist) dapat digunakan dalam berbagai metode, karena nama "daftar cocok" lebih menunjuk pada cara mengerjakan dan wujud tampiIan instrumen dibandingkan dengan jenis instrumen sendiri.
Mengenai jenis-jenis instrumen yang disebutkan di atas, penulis yakin bahwa para pembaca telah mengenalnya. Dalam buku-buku penelitian sudah banyak diuraikan. Meskipun demikian untuk memperoleh penjelasan menyeluruh tentang metode dan instrumen pengumpul data ini, dalam bagian berikut diberikan sekadar gambaran singkat tentang pengertian dan contoh-contoh instrumen terutama dalam mengenai persamaan dan perbedaannya.
1. Angket
Angket, seperti telah dikemukakan pengertiannya di atas, merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang yang diberi tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan respons ini disebut responden. Menurut cara memberikan respons, angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu: angket terbuka dan angket tertutup.
a.  Angket terbuka
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikan rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
Angket terbuka digunakan apabiia peneliti belum dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan altematif jawaban yang ada pada responden.
Contoh pertanyaan angket terbuka:
Penataran apa saja yang pernah Anda ikuti yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Tuliskan apa, di mana, dan berapa lama!
Jawab:
No.
Jenis Penataran       
Tempat Penataran
Berapa Hari
1.
...............................  
...............................  
.......................   
2.
...............................
...............................
....................... 
3.
...............................
............................... 
.......................
4.
dan seterusnya kira-kira 5-7 nomor

Menggali informasi mengenai identitas responden biasanya dilakukan dengan membuat pertanyaan terbuka. Keuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak yakni pada responden dan pada peneliti:
(1).  Keuntungan pada responden: mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan atau keadaannya.
(2).  Keuntungan pada peneliti: mereka akan memperoleh data yang bervariasi, bukan hanya yang sudah disajikan karena sudah diasumsikan demikian.

b.  Angket tertutup
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (x) pada kolom atau tempat yang sesuai.
Contoh pertanyaan angket tertutup:
1)  pernahkan Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan?
Jawab: ..................................  ....a. Pernah ....b. Tidak
  1. Jika pernah, penataran tentang apa saja? (dapat memberikan centang lebih dari satu)
....a.    materi bidang studi
....b.    metode mengajar/strategi belajar-mengajar
....c.    memilih dan penggunaan media/alat pelajaran
....d.    menyusun alat evaluasi

c. Angket campuran
yaitu gabungan antara angket terbuka dan tertutup.
Contoh pertanyaan angket campuran:
1)  Pernahkah Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Jika pernah berapa kali?
....a.    Tidak pernah (langsung ke nomor 3)
....b.    Pernah, yaitu ...kali (teruskan nomor 2)
2)  Penataran tentang apa saja yang Anda ikuti dan berapa hari lamanya?
  1. Materi pelajaran                                           .....hari
  2. Metode mengajar                                         .....hari
  3. Pemilihan dan penggunaan media                  .....hari
  4. Penyusunan alat evaluasi                               .....hari

2. Daftar Cocok (Checklist)
Di dalam penjelasan mengenai angket dikemukakan juga bahwa dalam mengisi angket tertutup responden diberi kemudahan dalam memberikan jawabannya. Di lain tempat, yakni di dalam penjelasan umum mengenai instrumen disebutkan bahwa daftar cocok adalah angket yang dalam pengisiannya responden tinggal memberikan tanda cek (ü). Dengan keterangan tersebut tampaknya angket tertutup dapat dikategorikan sebagai checklist. Namur demikian angket bukan khusus merupakan daftar. Daftar cocok mempunyai pengertian tersendiri. Daftar cocok bukanlah angket. Daftar cocok mempunyai bentuk yang lebih sederhana karena dengan daftar cocok peneliti bermaksud meringkas penyajian pertanyaan Berta mempermudali responden dalam memberikan respondennya. Daftar cocok memuat beberapa pertanyaan yang bentuk dan jawabannya seragam. Agar responden tidak diharapkan pada beberapa pertanyaan mengenai berbagai hal tetapi dalam bentuk membaca, maka disusunlah daftar cocok tersebut sebagai pengganti.
Contoh:
Berikan tanda silang tepat pada kolom yang menunjukkan kebiasaan Anda melakukan pekerjaan di rumah yang tertera di bawah ini.
No.
Jenis kegiatan di rumah
Dikerjakan oleh Anda
Dikerjakan bersama
Dikerjakan pembantu
1.
Menyiapkan makan pagi



2.
Membersihkan rumah



3.
Mencuci pakaian sendiri



4.
Mencuci sprei, korden, dan seterusnya.



5.
Mencuci alat-alat makan ...dan seterusnya




Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa variasi jawaban yang harus diberikan oleh responden hanya empat macam yakni:. "Dikerjakan oleh Anda", “Dikerjakan bersama", dan "Dikerjakan pembantu". Dengan daftar cocok ini barang kali peneliti hendak mengungkap seberapa besar tanggung jawab responden terhadap pekerjaan di dalam rumah tangga. Jika pertanyaan dan alternatif jawaban tersebut disajikan dalam bentuk angket, alternatif jawaban hanya tiga macam itu akan disebutkan secara berulang-ulang dengan bentuk dan isi yang sama. Daripada memakan tempat padahal responden sudah tahu (dan hafal!) apa yang harus dipilih maka altematif tersebut disingkat dalam bentuk kolom-kolom yang apabila sudah diisi oleh responden terlihat adanya daftar tanda centang yang disebut daftar cocok. Istilah "daftar cocok" juga dapat datang dari apa yang diharapkan dari responden, yakni memberi tanda cocok atau tanda centang pada daftar pernyataan yang disediakan.

3. Skala (scale)
Skala menunjuk pada sebuah instrumen pengumpul data yang bentuknya seperti daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. Di dalam Encyclophedia of Educational Evaluation disebutkan: The term scale in the measurement sense, comes from the Latin word scale, meaning "ladder" or “flight of stairs". Hence, anything with gradation can be thought of as "scaled". 
Contoh:
Peneliti ingin mengungkapkan bagaimana seseorang mempunyai sesuatu kebiasaan. Alternatif yang diajukan berupa frekuensi orang tersebut dalam melakukan suatu kegiatan. Gradasi frekuensi dibagi atas: "Selalu", "Sering",. "Jarang", "Tidak pernah". Skala yang diberikan kepada responden adalah sebagai berikut:
No.
Jenis kegiatan di rumah
Selalu
Sering
Jarang
Tidak Pernah
1.
Bangun sebelum jam 5 pagi




2.
Menyiapkan makan pagi




3.
Membersihkan rumah




4.
Mencuci pakaian sendiri




5.
Mencuci perabot rumah tangga... dan seterusnya





Skala banyak digunakan untuk mengukur aspek-aspek kepribadian atau aspek kejiwaan yang lain. Selain skala, penelitian yang berhubungan dengdn aspek-aspek kejiwaan memerlukan jenis instrumen-instrumen pengumpul data lain, baik yang berupa tes, inventori untuk hal-hal umum (general inventories, misalnya Minnesota Multiphasic Personality Inventory - MMPI, dan inventori untuk aspek-aspek khusus (Specific Inventories seperti: Rokeach Dogmatism Scala, Fundamental Interpersonal Relations Orientation - Behavior - FIRO - B, Study of Values, dan lain-lain). Untuk penelitian pendidikan, walaupun dapat dikatakan tidak terlalu sering menggunakan instrumen-instrumen seperti disebutkan, tetapi bagi penelitinya perlu juga mengenal ragam alat pengumpul data aspek-aspek psikologi tersebut.
Problematika pendidikan seperti kerancuan dalam mengikuti pelajaran, lambatnya siswa menyelesaikan studi serta masalah-masalah yang berhubungan dengan proses belajar, menjadi topik yang tetap aktual di kalangan pendidikan sekolah formal. Selain penelitian yang tidak terlalu menyangkut aspek-aspek kejiwaan secara langsung, masih banyak problem pendidikan yang terkait dengan aspek kejiwaan tersebut, misalnya rendahnya prestasi disebabkan rendahnya harga diri siswa. Lemahnya semangat belajar dikarenakan adanya lesu kreativitas dan seterusnya. Itulah sebabnya dalam bagian ini akan disajikan pula beberapa contoh instrumen untuk mengungkap aspek-aspek kejiwaan agar para peneliti pendidikan dapat terperinci menggali penyebab timbulnya masalah pendidikan melalui aspek kejiwaan siswa dan guru yang terlibat di dalam kegiatan pendidikan tersebut. Namun demikian untuk dapat menggunakan alat-alat pengungkap gejala kejiwaan seperti tes, inventori khusus dan lain-lain, diperlukan suatu kemampuan khusus. Pada umumnya mahasiswa lulusan faktultas Psikologi dapat diminta untuk membantu melaksanakan pengumpulan data yang diungkap melalui instrumen-instrumen tersebut.
Skala seperti dicontohkan di atas merupakan skala bentuk gradasi dari satu jenis kualitas. Dalam contoh di atas, alternatifnya ada empat sehingga terdapat empat tingkatan kualitas kes eringan. Skala yang berasal dari ide yang dikemukakan oleh Likert dan dikenal dengan skala Likert ini biasanya menggunakan lima tingkatan. Tentu saja peneneliti dapat membuat variabel dengan menyingkat menjadi tiga tingkatan:
Selalu          -  Kadang-kadang       - Tidak Pernah
Baik             -  Cukup                   - Jelek
Besar           -  Sedang                  -  Kecil
Jauh            -   Cukup                  -  Dekat

dan dapat pula memperbesar rentangan menjadi lima tingkatan:
Selalu          - Sering Sekali     -  Sering      - Jarang   - Jarang Sekali
Selalu          -  sering sekali      -  Sering      -  Jarang   - Tidak Pernah
Baik Sekali    - Baik                -  Cukup      -  Jelek      -  Jelek Sekali
Besar Sekali  - Besar              -   Cukup       -  Kecil      - Kecil Sekali

Misalnya:
Sangat setuju
Setuju
Abstain
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
(SS)
(S)
(A)
(TS)
(STS)
Pemilihan alternatif diserahkan pada keinginan dan kepentingan peneliti yang menciptaka instrumen tersebut. Ada Jenis lain yang telah dikembangkan oleh Inkels, bukan menyajikan alternative jenjang kualitas untuk sesuatu predikat, tetapi jenjang dari kualitas mini suatu perbuatan. Bentuk skala model. indeks ini menyerupai tes objektif bentuk pilihan ganda, tetapi alternatifnya menunjuk pada gradasi.
Langkah-Langkah Dalam Menyusun Instrumen
Secara umum penyusunan instrumen pengumpul data dilakukan dengan penahapan sebagai berikut:
1.  Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian.
2.  Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.
3.  Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel.
4.  Menderetkan deskriptor dari setiap indikator.
5.  Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen.
6.  Melengkapi instrumen dengan (pedoman atau instruksi) dan kata pengantar

0 Jenis-Jenis Penelitian Pendidikan

Jenis-Jenis Penelitian Pendidikan –
Kadang-kadang kita tidak menyadari bahwa kegiatan yang kita lakukan di kelas memiliki ciri penelitian formal. Misalnya ketika kita mencoba metode mengajar yang baru, bahan ajar yang baru, atau menggunakan buku yang belum pernah kita gunakan sebelumnya, lalu kita bandingkan dengan apa yang kita lakukan tahun sebelumnya. Kita melakukan pengamatan, menganalisis, membuat hipotesis, mengevaluasi. Tetapi kita jarang melakukannya secara sistematis. Jarang mengobservasi dalam kondisi terkendali, jarang menggunakan instrumen yang tepat dan sahih. Jarang menggunakan variasi teknik penelitian dan metodologi yang tepat. Istilah „penelitian atau “research” dapat diartikan sebagai sesuatu yang “sistematis, hati-hati, studi dan investigasi yang teliti dalam area keilmuan tertentu, mengungkapkan fakta dan prinsip”. Betapapun juga dalam penelitian ilmiah selalu ada penekanan untuk mendapatkan „bukti untuk menunjang fakta atau prinsip. Oleh karena itu diperlukan METODOLOG
I dalam melakukan penelitian. Secara umum terdapat bebera jenis penelitian pendidikan yaitu:
1.Penelitianeksperimental
2. Penelitian korelasional
3. penelitian kausal komparatif
4. Penelitian survey
5. Penelitian kualitatif
6. Penelitian historis
7. Penelitian Tindakan Kelas
Masing-masing jenis penelitian di atas dapat dibahas sebagai berikut:
1. Penelitian Eksperimental
Merupakan penelitian yang paling mendekati metode ilmiah ü
Peneliti memberikan perlakuan yang berbeda pada dua kelompok, dan ü kemudian mempelajari efek perlakuan. Hasil dari penelitian ini interpretasi yang jelas dan lugas
Misalnya: Seorang guru biologi ingin mengetahui metode mengajar ü manakah yang efektif untuk mengajarkan konsep yang abstrak (misalnya fotosintesis). Maka ia dapat merancang suatu penelitian untuk membandingkan efektivitas dari dua macam metode mengajar untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Metode mengajar yang digunakan ini disebut Variabel bebas Atau variabel perlakuan (misalnya metode inkuairi dan praktikum). Variabel ini tidak dapat dikuantifikasi langsung, namun kedua metode ini diuji efektivitasnya melalui tes hasil belajar siswa untuk konsep fotosintesis tsb. Nilai tes yang dicapai siswa disebut variabel tak bebas (dependent variable). Dalam eksperimen yang sederhana ini ada dua metode yang kontras untuk dibandingkan satu sama lain. Dalam hal ini diperlukan pula variabel pembanding atau pengendali yang disebut extraneous variable, misalnya tingkat kemampuan siswa, usia, jenjang kelas, bahan ajar, dan karakteristik guru, yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar selama berlangsungnya investigasi. Metode ini juga menghendaki adanya kesamaan dalam cara pengelolaan kelas selama periode waktu tertentu, dan kesamaan bahan ajar pada kedua kelompok, kesamaan usia, dan jenjang kelas siswa.
Bila hal di atas sulit dilaksanakan, peneliti dapat pula menggunakan ü kelas eksperimen dan kelas kontrol di sekolah yang sama. Namun hasilnya seringkali meragukan, karena ada berbagai kondisi yang berpengaruh terhadap jalannya penelitian.
2. Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara dua variabel. ü
Misalnya: Seorang guru matematik ingin mengetahui individu yang ü bagaimana yang sering mengalami kesulitan dalam mempelajari aljabar. Bila kita dapat memprediksi secara tepat, maka kita dapat menganjurkan saran koreksi terhadap guru tersebut untuk menggunakan metode tertentu, sehingga anak senang belajar aljabar.
Untuk itu kita perlu mengumpulkan sejumlah informasi yang diperkirakan ü ada kaitannya dengan konsep aljabar seperti kinerja siswa dalam tugas logik mempelajari konsep aljabar (kemampuan menghitung, pemahaman konsep matematika, memecahkan soal-soal), kemampuan verbal, kebiasaan belajar, pengalaman siswa dalam belajar matematika atau pengalaman dengan guru matematika, dan informasi lain yang menyebabkan adanya siswa yang senang pelajaran aljabar, dan siswa yang membenci pelajaran aljabar.
Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki hubungan yang ü bermakna. Oleh karena itu dalam penelitian ini diharapkan tidak ada intervensi atau manipulasi yang dapat mempengaruhi hasilnya, kecuali instrumen penelitian yang diperlukan untk mengumpulkan data. Sampel haruslah individu yang sama
3. Penelitian Kausal Komparatif
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki akibat dari perbedaan diantara kelompok atau orang-orang ü
Misalnya guru ingin membandingkan apakah hasil belajar siswa dari ü keluarga dengan orang tua tunggal (single parent) lebih buruk dari pada siswa dari keluarga utuh. Untuk menyelidiki hal ini, guru harus memilih secara sistematis dua kelompok siswa (orang tua tunggal dan orangtua lengkap) – yang sesungguhnya (bukan manipulasi)
Setelah itu guru membandingkan hasil belajar mereka. Setelah nyata ü berbeda, guru tidak boleh segera menyimpulkan bahwa situasi keluarga mempengaruhi prestasi belajar siswa, sebab masih ada factor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa
Interpretasi dari penelitian kausal komparatif adalah terbatas, karena ü peneliti tidak boleh menyimpulkan bahwa faktor tertentu dapat mempengaruhi tingkah laku yang diobservasi. Dalam contoh ini, guru tidak mengetahui (1) bahwa perbedaan prestasi mungkin disebabkan karena situasi rumah (2)status orangtua juga dapat menyebabkan perbedaan prestasi (3)adanya faktor lain yang berpengaruh.
4. Penelitian Survei
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang menentukan sifat spesifik dari suatu kelompok ü
Misalnya seorang kepala sekolah ingin mengetahui dampak dari kebijakan ü administrasi yang dilakukannya. Apakah siswa suka atau tidak suka terhadap kebijakannya? Kebijakan mana yang paling disukai, dan yang paling tidak disukai.
Suatu survey deskriptif perlu menyiapkan sejumlah pertanyaan yang ü dikemas dalam bentuk kuesioner atau angket untuk sejumlah besar responden atau individu, melalui surat, telepon, e-mail, sms, atau diberikan langsung. Jika menghendaki jawaban langsung dari responden, dapat melalui wawancara. Jawabannya kemudian ditabulasi, umumnya dalam bentuk frekuensi atau persentase dari setiap jawaban pertanyaan.
Kesulitan penelitian survey adalah (1) ada keraguan terhadap jawaban ü yang diberikan; apakah murni/jujur, tidak asal-asalan (2) pengembalian semua kuesioner secara lengkap agar dapat dianalisis dengan benar.
Manfaat dari penelitian survey adalah kemungkinan memperoleh sejumlah informasi dari sampel besar ü
Jika peneliti mengharapkan jawaban yang lebih rinci, maka dapat ü dilakukan melalui wawancara. Keuntungan wawancara adalah dapat membuat pertanyaan terbuka (melalui daftar pertanyaan), sehingga dapat diperoleh jawaban yang rinci dan mendalam.
5. Penelitian Kualitatif
Seorang peneliti dapat berharap untuk memperoleh potret lengkap dari ü proses pendidikan melalui penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti dapat memperoleh gambaran holistic yang terjadi dalam situasi atau setting khusus.
Misalnya: Bagaimana cara guru olahraga mengajarkan suatu materi? Apa ü yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan rutin sekari-hari? Apa yang dilakukan oleh siswa setiap hari? Kegiatan apa yang dilakukan setiap hari?
Untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan di atas, maka peneliti dapat ü melakukan ethnographic research, yang menekankan pada dokumentasi dan gambaran kegiatan atau apa yang dialami oleh individu, melalui observasi dan interview. Sebagai contoh, dapat dilakukan di suatu kelas di SD, di mana peneliti melakukan observasi atas kegiatan guru dan siswa secara penuh, utuh, dan kemudian mendeskripsikannya secara sangat rinci. Deskripsi ini merupakan potret dari suasana sosial di kelas tersebut; pengalaman intelektual dan emosional siswa; cara guru menghadapi siswa dari berbagai ras, etnik, jenis kelamin, kemampuan. Bagaimana peran siswa dan guru di kelas dipelajari, dimodifikasi, dan dimunculkan sebagai hal yang unik, pertanyaan guru, pertanyaan siswa dan sbagainya
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang detail terhadap ü individu atau kelompok yang diteliti, sehingga dapat disebut sebagai studi kasus.
6. Penelitian Sejarah
Penelitian ini berkaitan dengan aspek yang terjadi di masa lalu. Data ü diperoleh melalui penelitian dokumen, atau wawancara dengan individu yang hidup pada masa itu. Penelitian ini berupaya untuk merekonstruksi setepat mungkin tentang apa yang terjadi pada masa itu dan menjelaskannya.
Misalnya, Seorang koordinator kurikulum di sekolah, ingin mengetahui ü tentang argumentasi yang terjadi di masa lalu tentang kurikulum kelas 12. Untuk itu ia harus membaca berbagai hasil penelitian sosial dan teori kurikulum yang kemudian perlu diperbandingkan
7. Penelitian Tindakan kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersifat situasional, berkaitan dengan ü mendiagnosis masalah dalam konteks tertentu, misalnya masalah di kelas atau di sekolah. Masalah berangkat dari praktek pembelajaran sehari-hari yang benar-benar dirasakan oleh guru atau siswanya. Kemudian diupayakan penyelesaiannya demi peningkatan mutu pendidikan, prestasi siswa, profesi guru, dan mutu sekolahnya dengan jalan merefleksi diri sebagai praktisi dalam pelaksanaan tugas-tugasnya dan sekaligus secara sistematik meneliti praksisnya sendiri
Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru ü dengan siswanya, bersifat „self evaluative yaitu modifikasi praksis yang dilakukan secara kontinyu dan dievaluasi dalam situasi yang terus berjalan di samping memperbaiki praksis pembelajarannya
 

Nikychoy Synyster Blog Copyright © 2011 - |- Template created by Niky Choy