Sosialisasi
Peter Berger (1978) memberikan definisi sosialisasi sebagai “a process by which a child learns to be a participant member of society” yaitu proses melalui mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Menurut Berger manusia merupakan makhluk tak berdaya karena dilengkapi dengan naluri yang relatif tidak lengkap. Oleh sebab itu manusia mengembangkan kebudayaan untuk mengisi kekosongan yang tidak diisi oleh naluri.
Sejumlah tokoh sosiologi berpandangan bahwa yang diajarkan melalui sosialisasi ialah peranan-peranan. Oleh sebab itu berbagai teori sosialisasi merupakan teori mengenai peranan.
Pemikiran Mead
Dalam teori Mead diri manusia berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Menurut Mead pengembangan diri manusia ini berlangsung melalui tahap-tahap play stage, tahap game stage, dan tahap generalized other.
Play stage merupakan proses melalui mana seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada disekitarnya.
Game stage merupakan tahap yang didalamnya seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Generalized other adalah peranan-peranan semua orang lain dalam masyarakat dengan siapa seseorang berinteraksi.
Mead berpandangan bahwa setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari peranan-peranan yang ada dalam masyarakat, yaitu suati proses yang dinamakannya pengambilan peranan. Dalam proses ini seseorang belajar untuk mengetahui peranan yang harus dijalankannya serta peranan yang harus dijalankan orang lain. Menurut Mead pengambilan peranan adalah proses melalui mana setiap anggota baru masyarakat mempelajari peranan-peranan yang ada dalam masyarakat.
Pemikiran Cooley
Menurut Cooley konsep diri seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini diberinya nama looking-glass self, yang menurutnya terbentuk melalui tiga tahap. Pada tahap pertama seseorang memiliki persepsi mengenai pandangan oranglain terhadapnya. Pada tahap berikutnya seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian oranglain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.
Kemampuan sesorang untuk mempunyai diri tergantung pada sosialisasi. Oleh karena itu seseorang yang tidak mengalami sosialisasi tidak akan dapat berinteraksi dengan orang lain.
Dalam sosialisasi kita berbicara mengenai agen-agen sosialisasi. Fuller dan Jacobs mengidentifikasikan lima agen sosialisasi utama; keluarga, kelompok bermain, media massa, dan sistem pendidikan.
Pesan-pesan yang disampaikan berbagai agen sosialisasi tidak selamanya sepadan. Apabila pesan-pesan dari agen sosialisasi sepadan maka sosialisasi diharapkan dapat berjalan relatif lancar. Namun apabila pesan berbagai agen sosialisasi saling bertentangan maka warga masyarakat cenderung mengalami konflik pribadi.
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlansung sepanjang hidup manusia. Para ahli berbicara mengenai sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan.
Sosialisasi antisipatoris merupakan suatu bentuk sosialisasi sekunder yang mempersiapkan seseorang untuk peranan yang baru.
Salah satu bentuk sosialisasi primer kita menjumpai sosialisasi sekunder. Sosialisasi antisipatoris merupakan suatu bentuk sosialisasi sekunder yang mempersiapkan seseorang untuk peranan yang baru.
Salah satu bentuk sosialisai sekunder yang sering dijumpai dalam masyarakat ialah proses resosialisasi yang didahului dengan proses desosialisasi. Kedua proses ini sering dikaitkan dengan proses yang berlangsung dalam institusi total. Suatu bentuk desosialisasi dan resosialisasi yang banyak dibahas dikalangan ilmuwan sosial praktek cuci otak.
Menurut Jaeger sosialisasi dengan cara represi menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan, sedangkan sosialisasi dengan cara partisipasi merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik.
0 komentar:
Posting Komentar