Minggu, 21 Oktober 2012

0 Cara Menjadi Motivator

Sebenarnya apa tujuan Anda ketika memotivasi orang? Mendapatkan uang kah? Mencari ketenaran?. Jika tujuan Anda memotivasi orang hanya untuk mengejar yang seperti diatas atau sejenisnya, lebih baik tidak usah memotivasi. Tujuan sebenarnya ketika Anda/saya memotivasi orang hanya satu, yaitu "Bagaimana caranya agar orang ini (orang yang kita motivasi) dapat bangkit dari kehidupan lamanya menjadi kehidupan baru yang penuh harapan dan kesempatan untuk menjadi sukses." .
Kalau dilihat dari segi keuntungan, ada 2 sisi keuntungan itu. yaitu :

1. Keuntungan dari segi Jasmani
     »  Identik dengan materi, ketenaran, kesenangan semata

2. Keuntungan dari segi Rohaniah
    »  Identik dengan rohani/jiwa kita (segi iman kita kepada Tuhan, bahwa kita sebagai manusia harus saling tolong-menolong, Anda akan merasakan kesenangan tersendiri ketika memotivasi orang tsb, apalagi orang itu jadi sukses.)

Nah, Anda termasuk yang melihat sisi keuntungan yang mana ketika sedang memotivasi? Segi Jasmani kah? atau Rohaniah?

Sebenarnya, ketika Anda memotivasi banyak orang dalam waktu yang bersamaan, segi keuntungan dari jasmani maupun rohani akan didapatkan secara bersamaan pula. Namun sukses atau tidaknya kita memotivasi orang, tergantung tujuan kita memotivasi orang.

Pada artikel ini saya akan membahas bagaiman seharusnya menjadi seorang motivator itu.

Menjadi seorang motivator sebenarnya sangat sulit. Kesulitannya akan ditemukan saat kita berusaha membuat orang lain berfikir "Benar juga" dan "Saya Harus Bisa!".

Bagaimana caranya agar orang mau berfikir demikian pada saat kita memotivasinya?
jawabannya hanyalah : tujuan Anda ketika memotivasinya.

Seorang motivator yang baik tidak akan memikirkan pendapatan yang akan didapatnya ketika ia berbicara di depan orang banyak, tetapi ia memikirkan bagaimana caranya ia berbicara agar orang yang ia motivasi berubah dan mau bangkit dari kehidupan lamanya, mau menjalani hidup yang ia miliki dengan besyukur, dll.
Dan cara agar si Motivator itu sukses membuat si pendengarnya mau mengikuti Nasihatnya adalah dengan berkonsentrasi dan mengenali tempat dimana ia sedang memotivasi orang. Mengenali wajah-wajah si pendengar, Apakah jumlah si pendengar yang sedang murung lebih besar dari jumlah pendengar yang sedang bersukacita juga menjadi faktor agar si Motivator sukses menyampaikan pikirannya kepada si pendengar.

Seorang motivator yang baik juga akan siap sedia ketika tiba-tiba ada orang yang datang kepadanya untuk menjadi penyemangat ketika ia jatuh atau gagal.

Berikut beberapa tips seorang motivator  :
  1. Siap sedia dimanapun dan kapanpun ia dibutuhkan
  2. Mengenali isi hati si pendengar dengan raut wajahnya
  3. Mampu menganalisa si pendengar, sehingga si motivator dapat dengan mudah memotivasi si pendengar
  4. Tidak mempromosikan sesuatu kepada pendengar ketika ia sedang memotivasi
  5. Mampu beradaptasi dengan orang-orang yang belum pernah ia temui.
Itulah beberapa Cara menjadi seorang motivator yang benar menurut pendapat ahli. Jika ada yang salah atau bertentangan dengan pendapat para pembaca. Anda boleh berkomentar.

Semoga artikel diatas bermanfaat bagi para Pembaca.

0 Cara Agar Sukses Belajar


1. Niat yang Besar dan Mantap

Niat sangat besar perannya dalam mempengaruhi sukses tidaknya kita belajar. Niatkan bahwa kita belajar semata-mata untuk memenuhi kewajiban kita sebagai seorang muslim yaitu harus menuntut ilmu, jadi jadikan belajar sebagai bagian dari ibadah. Mulailah dengan membaca basmalah, Insya Alloh kita akan konsentrasi dalam belajar.

2. Pengaruh Lingkungan Sekitar

Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan belajar diantaranya : orang tua, guru dan teman, walaupun tentu saja kecerdasan kita sendiri sangat mempengaruhi kesuksesan dalam belajar. Namun karena hal tersebut adanya di dalam dan bukan faktor luar maka hal itu tidak disertakan dalam faktor lingkungan sekitar.
Peran orang tua dan guru sangat penting dalam pendidikan tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita mengembangkan sikap yang independen dan kreatif dalam proses belajar dan bukan hasil instan yang hanya berhasil bila ada pengawasan dari orang tua atau guru. Dan faktor lain yang perlu diperhatikan adalah dengan siapa kita bergaul. Carilah teman yang bisa memotivasi kita untuk bersaing dalam menuntut ilmu.

3. Sarana untuk Belajar

Buku-buku yang berkualitas di rumah, di perpustakaan sekolah, turut berperan dalam kesuksesan belajar kita terutama dalam pengembangan minat membaca. Suasana tempat belajarpun akan mempengaruhi kenyamanan kita dalam belajar. Hal lain yang cukup penting dalam proses belajar pada era teknologi ini adalah komputer dan koneksi internet. Begitu banyak informasi berkualitas yang gratis yang tersedia di internet yang dapat kita manfaatkan.

4. Cara Belajar

Cara belajar yang benar adalah dengan mempelajari bahan pelajaran secara bertahap, sedikit demi sedikit. Setiap kita memperoleh pelajaran maka jangan ditunda -tunda untuk mempelajarinya. Pada umumnya kita masih terbiasa dengan belajar pada saat-saat akhir, sehari sebelum ulangan. Tidak mengherankan bila prestasi belajarnya juga tidak terlalu baik.
Salah satu teknik membaca yang perlu diketahui adalah teknik membaca cepat. Dengan teknik ini kita diajarkan untuk membaca indek, daftar isi, judul dan sub judul dan membaca isinya secara cepat dengan hanya menggunakan mata dan jangan menggunakan bibir, dan membaca pertanyaan-pertanyaannya. Dalam waktu yang singkat, kita diharapkan telah mengetahui secara umum apa yang dibahas dalam buku tersebut.

Semoaga bermanfaat
dari berbagai sumber

Jumat, 19 Oktober 2012

0 Konsep Belajar Dan Pembelajaran

Konsep Belajar Dan Pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Belajar sebagai  karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain, merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Salah satu ciri dari aktivitas belajar menurut para ahli pendidikan dan psikologi adalah adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu biasanya berupa penguasaan terhadap ilmu pengetahuan yang baru dipelajarinya, atau penguasaan terhadap keterampilan dan perubahan yang berupa sikap. Untuk mendapatkan perubahan tingkah laku tersebut, maka diperlukan tenaga pengajar yang memadai. Pengajar atau disebut juga dengan pendidik sangat berperan panting dalam proses pembelajaran. Pendidik yang baik akan mampu membawa peserta didiknya menjadi lebih baik.
Guru, instruktur atau dosen seringkali menyamakan istilah pengajaran dan pembelajaran. Padahal pengajaran lebih mengarah pada pemberian pengetahuan dari guru kepada siswa yang kadang kala berlangsung secara sepihak. Sedangkan pembelajaran merupakan suatu  kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran.
Ilmu pembelajaran menaruh perhatian pada upaya untuk meningkatkan pemahaman dan memperbaiki proses pembelajaran. Untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut diperlukan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran. Yang dimaksud dengan kondisi pembelajaran di sini adalah tujuan bidang studi, kendala bidang studi, dan karakteristik peserta didik yang berbeda memerlukan model pembelajaran yang berbeda pula.
1.2  Rumusan Masalah
  1. Apakah yang dimaksud pembelajaran?
  2. Bagaimana konsep dasar pembelajaran?
  3. Bagaimana pendekatan atau model dalam pembelajaran?
  4. Bagaimana peran guru dalam kegiatan pembelajaran?
1.3  Tujuan
  1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran
  2. Untuk mengetahui konsep dasar pembelajaran?
  3. Untuk mengetahui pendekatan atau model dalam pembelajaran?
  4. Untuk mengetahui peran guru dalam kegiatan pembelajaran?
1.4  Manfaat
  1. Mengetahui pengertian pembelajaran
  2. Mengetahui konsep dasar pembelajaran
  3. Mengetahui pendekatan atau model dalam pembelajaran
  4. Mengetahui peran guru dalam kegiatan pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pembelajaran
Dan Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)  ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI)
Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan. Pembelajaran juga diartikan sebagai usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.
2. Konsep Dasar Pembelajaran
Dalam pembelajaran, guru mempunyai tugas-tugas pokok antara lain bahwa ia harus mampu dan cakap merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan membimbing dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, agar para guru mampu menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya, ia terlebih dahulu hendaknya memahami dengan seksama hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
3. Pendekatan atau Model dalam Pembelajaran
Belajar dapat dilakukan diberbagai tempat, kondisi, dan waktu. Cepatnya informasi lewat radio, televisi, film, wisatawan, surat kabar, majalah, dapat mempermudah belajar. meskipun informasi dengan mudah dapat diperoleh, tidak dengan sendirinya seseorang terdorong untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan dari padanya. Guru profesional memerlukan pengetahuan dan ketrampilan pendekatan pembelajaran agar mampu mengelola berbagai pesan sehingga siswa berkebiasaan belajar sepanjang hayat.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afekif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Dalam belajar tentang pendekatan pembelajaran tersebut, orang dapat melihat:
(i)  pengorganisasian siswa,
(ii) posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan, dan
(iii) pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran dengan pengorganisasian siswa dapat dilakukan dengan:
(i)                 pambelajaran secara individual,
(ii)               pembelajaran secara kelompok, dan
(iii)              pembelajaran secara klasikal.
Pada ketiga keorganisasian siswa tersebut tujuan pengajaran, peran guru dan siswa, program pembelajaran, dan disiplin belajar berbeda-beda. Pada ketiga pengorganisasian siswa tersebut siswa tersebut seyogyanya digunakan untuk membelajarkan siswa yang menghadapi kecepatan informasi pada masa kini.
Sehubungan dengan posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan, guru dapat menggunakan strategi ekspositori, strategi discovery, dan strategi inkuiri. Strategi ekpositori, strategi discovery, dan strategi inkuiri. Strategi ekspositori masih terpusat pada guru; oleh karena itu seyogianya dikurangi. Strategi discovery dan inkuiri terpusat ada siswa. Dalam kedua strategi ini siswa dirancang aktif belajar, sehingga ia dapat menemukan, bekerja secara ilmu pengetahuan, dan merasa senang. Pada tempatnya guru menggunakan strategi discovery dan inkuiri yang sesuai dengan pendekatan CBSA.
Dalam pembelajaran pada pebelajar terjadi peningkatan kemampuan. Semula, ia memiliki kemampuan pra-belajar; dalam proses belajar pada kegiatan belajar hal tertentu, ia meningkatkan tingkat atau memperbaiki tingkat ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keputusan tentang perbaikan tingkat ranah tersebut didasarkan atas evaluasi guru dan unjuk kerja siswa dalam pemecahan masalah. Dari sisi guru, proses pemerolehan pengalaman siswa atau proses pengolahan pesan tersebut dapat dilakuikan dengan cara dedukatif dan induktif. Pengolahan pesan secara deduktif dimulai dari generalisasi atau suatu teori yang benar, pencarian data, dan uji kebenaran generalisasi atau suatu teori tersebut. Pada pengolahan pesan secara induktif kegiatan bermula dari adanya fakta atau peristiwa khusus, penyusunan konsep-konsep. Dalam usaha pembelajaran guru dapat menggunakan pengolahan pesan secara deduktif atau induktif tergantung pada karakteristik bidang studinya.
Selain pendekatan atau model belajar individual, kelompok dan klasikal, masih terdapat banyak model belajar yang lain.  Di antaranya:
Teori belajar Yang ditekankan Tokoh
Behaviorisme (tingkah laku) Stimulus, respon, penguatan motivasi Pavlov, Skinner, Bandura
Cognitivisme Daya ingat, perhatian, pemahaman mendalam, organisasi gagasan, proses informasi Brunner, Piaget, Ausubel
konstruktivisme Pengalaman, interaksi Jean Piaget, Vygotsky,
Humanisme Emosi, perasaan, komunikasi yang terbuka, nilai-nilai John Miler
4. Peran Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaran yaitu membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Selain itu, menurut Djamarah (2000: 43-48) bahwa tugas dan tanggung jawab guru atau lebih luasnya pendidik adalah sebagai:
1)      Korektor, yaitu pendidik bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk, koreksi atau penilaian yang dilakukan bersifat menyeluruh dari segi  kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menerima pelajaran. Ada yang mempunyai kemampuan baik di bidang kognitif tetapi kurang pada afektifnya, ada pula yang baik pada psikomotorik namun kurang pada kognitifnya, dan berbagai macam perbedaan peserta didik yang lain. Oleh karena itu, dalam memberikan penilaian, hendaknya pendidik tidak hanya memberikan penilaian dari satu aspek saja.
2)      Inspirator, yaitu pendidik menjadi inspirator atau ilham bagi kemajuan belajar siswa atau mahasiswa, petunjuk bagaimana cara belajar yang baik, serta member masukan dalam menyelesaikan masalah lainnya.
3)      Informator, yaitu pendidik harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan peserta didik yang dibekali pengetahuan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka peserta didik tersebut akan memiliki daya saing yang tinggi. Sehingga peserta didik tidak akan tertinggal di era global ini.
4)      Organisator, yaitu pendidik harus mampu mengelola kegiatan akademik (belajar), hingga tercipta kegiatan pembelajaran yang tertib dan menyenangkan.
5)      Motivator, yaitu pendidik harus mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar. Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.[7] Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi dari pendidik merupakan motivasi ekstrinsik. Meskipun dalam proses belajar, motivasi intrinsik atau motivasi yang berasal dari dalam diri individu memiliki pengaruh yang lebih efektif, (karena motivasi intrinsik bertahan relatif  lebih lama) namun motivasi ekstrinsik juga tetap dibutuhkan. Karena kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan mempengaruhi semangat belajar seseorang. Oleh karena itu, guru sebagai salah satu motivasi ekstrinsik hendaknya selalu memberikan motivasi pada peserta didiknya.
6)      Inisiator, yaitu pendidik menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pembelajaran. Melalui berbagai macam pengalaman yang didapatkan pendidik selama di kelas, pendidik hendaknya memberikan ide-ide demi kemajuan pembelajaran, minimal untuk kemajuan pembelajaran di kelas yang dibimbing.
7)      Fasilitator, yaitu pendidik dapat memberikan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar.
8)      Pembimbing, yaitu pendidik harus mampu membimbing peserta didik menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Hal yang harus dilakukan pendidik adalah memberikan contoh yang baik pada peserta didik dan mengarahkannya. Oleh karena itu, pendidik hendaknya selalu menjaga sikap dan perilaku, karena membimbing seseorang tanpa memberikan teladan yang baik adalah sia-sia.
9)      Demonstrator, yaitu jika diperlukan pendidik bisa mendemonstrasikan bahan pelajaran yang susah dipahami. Peserta didik akan lebih mudah memahami suatu materi jika materi tersebut didemonstrasikan, karena sesuatu yang didemonstrasikan  melibatkan aspek audio dan visual, sehingga lebih mudah untuk dipahami peserta didik.
10)  Pengelola kelas, yaitu pendidik harus mampu mengelola kelas untuk menunjang interaksi edukatif. Jika kelas dikelola dengan baik, maka proses pembelajaran dapat berjalan dengan tertib.
11)  Mediator, yaitu pendidik menjadi media yang berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses interaktif edukatif. Proses pembelajaran merupakan proses interaksi, bukan hanya penyampaian materi dari satu arah atau dari guru saja, peserta didik hendaknya turut aktif dalam proses pembelajaran, dan dengan adanya pendidik maka diharapkan proses interaktif edukatif tersebut tercipta di kelas. Dalam hal ini biasanya pendidik cukup memberikan sedikit materi di awal, kemudian mengajak dialog peserta didik mengenai materi yang telah diberikan sebelumnya, atau dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang akan dibahas.
12)  Supervisor, yaitu pendidik hendaknya dapat memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses pembelajaran. Setiap selesai proses pembelajaran, pendidik yang baik akan menilai proses pembelajaran yang telah berlangsung, apabila terdapat kekurangan, maka ia akan mencari sumber kekurangan tersebut dan memperbaikinya, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih baik setiap harinya.
13)  Evaluator, yaitu pendidik dituntut menjadi evaluator yang baik dan jujur. Pendidik diharapkan bisa berlaku adil dan jujur dalam setiap proses evaluasi, sehingga tiap- tiap peserta didik dapat mengetahui kemampuannya. Membantu peserta didik ketika menghadapi ujian bukanlah hal yang tepat dilakukan oleh seorang pendidik, karena  hal tersebut merupakan pembodohan  peserta didik dan mengajarkan ketidakjujuran pada peserta didik. Dan hal tersebut juga membuat peserta didik tidak akan pernah merasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya.
Oleh karena itu, jelaslah bahwa kata “pendidik” dalam perspektif pendidikan yang selama ini berkembang di masyarakat memiliki makana yang lebih luas, dengan tugas, peran, dan tanggung jawabnya adalah mendidik peserta didik agar tumbuh dan berkembang potensinya kea rah yang lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Yasin, Fatah. 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Malang Press
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media
Makmun, Abin Syamsuddin. 2005. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Seifert, Kelvin. 2007. Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan. Jogjakarta: Ircisod


0 Cara Membangkitkan Semangat Belajar

Motivasi belajar setiap tidaklah sama, tergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Tapi gimana yah cara agar semangat belajar nggak mengendur?
Sebenarnya stimulus motivasi belajar
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:
* Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
* Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.
Tips-tips meningkatkan motivasi belajar
Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.
Yuk, ikuti tips-tips berikut untuk meningkatkan motivasi belajar kita:
Bergaul dengan orang yang giat belajar
Pernah dengar kan analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi. Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita

Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.
Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah prestasi.
Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
Belajar dari internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-English-Course@yahoogroups.com.

Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
Cari motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.


dari berbagai sumber
semoga bermanfaat

Selasa, 16 Oktober 2012

0 3 Definisi Pendidikan

1.. Ki Hajar Dewantara mengemukakan pengertian pendidikan sebagai berikut:
- Pendidikan adalah tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak.
- Pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran dan jasmani anak-anak.
2. Drs. D. Marimba berpendapat bahwa penegertian pendidikan adalah bimbingan atau pimipinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rokhani si terdidik menuju terbentunya kepribadian yang utama.

3. Menurut Carter V. Good dalam ‘Dictionary of Education’, Pendidikan adalah (1) Seni, praktek, atau profesi sebagai pengajar. (2) Ilmu yang sistematik atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid.

Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989. Pendidikan adalah Usaha Sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran bagi peranannya di masa datang.

0 Pendidikan Menurut Para Ahli

Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

Berbagai Sumber

0 Belajar Menurut Para Ahli

Ciri-ciri Belajar Penemuan  Menurut Jerome Bruner
Dari penjelasan tentang kensep Belajar penemuan menurut Jerome Bruner di atas tentu teori  ini memiliki perbedaan-perbedaan dibandingkan dengan konsep atau teori belajar yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh lain. Diamana dalam konsep belajar penemuan menurut Jerome Bruner ini  seseorang anak didik tidak saja dituntut untuk bisa menerima pengetahuan saja, tapi tuntut untuk bisa mengolah dan bahkan mengevaluasi serta mengembngkan pengetahuan tersebut.  Jadi, secara umum terdapat dua ciri konsep belajar penemuan Jerome Bruner ini, yaitu:
1.      Tentang (discovery) itu sendiri merupakan ciri umum dari teori Bruner ini, diamana teori ini mengarahkan agar peserta didik mendiri dalam menemukan, mengolah, memilah dan dan mengembangkan. Berbeda dengan teori yang lain seperti teori, behavioristik yang belajar berdasarkan pengalaman tidak memperhatikan aspek kognitifnya seperti teori discovery Bruner ini.
2.      Konsep kurikulum spiral merupakan cirri khas dari teori discovery Jerome Bruner ini. Dimana dalam teorinya di tuntut adanya pengulangan-pengulangan terhadap penegetahuan yang sama namun diulang dengan pembahsan yang lebih luas dan mendalam. Seperti pengetahuan tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang di ajarkan pada sekolah dasar (SD) kemudian ilmu penegtahuan tersebut masih dapat diajarkan di perguruan Tinggi seperti Psikologi Belajar. Psikologi belajar merupakan pengetahuan yang sama dengan Ilmu Pengetahuan Sosial  (IPS) namun pembahasan psikologi belajar lebih mendalam.

D.    Kelebihan dan kelemhan Belajar Penemuan  Menurut Jerome Bruner
Setiap sesuatu itu memilki kelebihan dan kelemahan begitu juga dengan teori penemuan menurut Jerome Bruner. Sebagaimana dijelaskan Syaiful Bahri Djamarah, dalam bukunya Psikologi belajar, bahwa teori-teori belajar yang baru hadir di mengisi lembaran sejarah dalam dunia pendidikan,  tapi perlu dipahami setiap teori belajar tersimpan kelemahan dibalik kelebihannya
            Menurut syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam bukunya strategi belajar mengajar menjelaskan bahwa kelebihan dan kelemahan konsep ini yaitu belajar mengajar konsep ini sangat cocok untuk materi pelajaran yang bersifat kognetif. Kelemahannya adalah memakan waktu yang cukup banyak, dan kalau kurang terpimpin atau kurang terarah dapat menjerumus kepada kekacauan dan kekaburan atas materi yang dipelajari
            Penggunaan konsep discovery ini berusaha meningkatkan aktivitas belajar, maka konsep ini memiliki keunggulan sebagai berikut:
1.      Konsep ini membantu peserta didik mengembangkan bakatnya, membentuk sifat kesiapan serta kemampuan keterampilan dalam proses kognitif peserta didik.
2.      Peserta didik memndapatkan pengetahuan yang bersifat pribadi sehingga pengetahuan tersebut dapat bertahan lama dalam diri peserta didik.
3.      Konsep ini memberikan semangat belajar peserta didik, diamana dengan konsep belajar mencari dan menemukan pengetahuan sendiri tentu rasa ingin tau itu timbul sehinnga akan membentuk belajar yang ikhlas dan aktif.
4.      Konsep ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menegembangkan kemampuannya dan keterampilannya sendiri sesuai dengan bakat dan hobi yang dimilikinya.
5.      Konsep ini mampu membantu cara belajar peserta didik yang baik, sehingga peserta memiliki motivasi yang kuat untuk tetap semangat dalam belajar.
6.      Memberikan kepercayaan tersendiri bagi peserta didik karena mampu menemukan, mengolah, memilah dan mengembangkan pengetahuan sendiri.
7.      Konsep ini berpusat pada peserta didik, dan guru hanya membantu saja.

0 Peran Seks Dalam Wawasan Jender

Peran seks yang berwawasan jender dan menjadi isu-isu jender adalah sebagai berikut
( LSPPA, 1999 ) :
a. Arti dan nilai anak menurut jenis kelamin.
Anak laki-laki cenderung mempunyai arti yang berhubungan dengan martabat, perlindungan dan tumpuan harapan keluarga masa depan. Diharapkan laki-laki mampu menjadi pemimpin perempuan. Perempuan di sini tidak hanya sebagai istrinya, melainkan juga ibu dan saudara perempuannya.
Anak perempuan mempunyai arti yang berhubungan dengan kepraktisan, dalam arti kehadirannya bermanfaat untuk memperlancar kegiatan beres-beres urusan rumah tangga. Seperti yang terungkap dalam kata-kata seorang ibu : “letak senangnya punya anak perempuan ialah bisa ada yang menggantikan tugas ibu membereskan tugas rumah tangga, sehingga ibu bisa bekerja dengan tenang.
b. Pengenalan norma jender pada masa kecil
Pembiasaan identitas yang sesuai dengan norma gender pada anak tidak cukup dalam bentuk fisik saja, tetapi juga dalam bentuk latihan bersikap sebagai sepantasnya seorang perempuan atau seorang laki-laki. Latihan-latihan yang diberikan orangtua berupa ajaran normatif yaitu rambu-rambu larangan dan anjuran, misalnya “anak perempuan jangan suka ngeyel” atau “anak laki-laki tidak boleh cengeng”.
Para orangtua juga memandang perlu memberikan jenis permainan yang sesuai dengan jenis kelamin masing-masing, sebab menurut mereka alat permainan dapat mempengaruhi sifat yang akan terbentuk.
c. persoalan pergaulan, seksualitas dan cita-cita di kalangan remaja.
Norma pergaulan antara remaja laki-laki dan perempuan ditujukan untuk membatasi hubungan antar jenis kelamin secara bebas. Para orangtua yang mempunyai anak perempuan biasanya sadar akan resiko yang akan mengintai mereka, karena itulah larangan-larangan bagi remaja perempuan sangat banyak.
Kalangan remaja perempuan yang mengecap pendidikan sekolah mempunyai motivasi yang kuat untuk bekerja setelah mereka lulus sekolah, namun norma peran ganda perempuan sudah terinternalisasi sejak perempuan masih remaja.
d. Pembagian peran dalam rumah tangga
Pembagian peran dalam rumah tangga ini jika diruntut asalnya, maka paling sedikit ada tiga sumber kebudayan yang menjadi acuan, yaitu ajaran islam ( penafsiran yang diajarkan ), ajaran dari tradisi jawa ( kejawen ), dan ajaran dari tradisi Indonesia yang sedang terbentuk. Adanya tradisi umat islam yang berkembang bahwa kaum perempuan didomestikasi menjadi ibu rumah tangga, para istri tidak boleh keluar rumah kalau tidak diijinkan suami mereka. Kemudian dalam hal kejawen, menekankan bahwa suami tampil dominan atas istri. Oleh karena itu citra ideal seorang istri jawa adalah seorang istri yang total menjadi baying-bayang suami.

1 Pengertian Agresivitas dan Jenis-Jenisnya


A.  Pengertian Agresivitas
 Agresivitas merupakan  salah satu bentuk perilaku yang dimiliki oleh setiap orang. Freud, Mc Dougall, dan Lorenz (dalam Ekawati,2001) mengemukakan bahwa manusia mempunyai dorongan bawaan atau naluri untuk berkelahi. Sebagaimana pengalaman fisiologis rasa lapar, haus, atau bangkitnya dorongan seksual, maka dibuktikan bahwa manusia mempunyai naluri bawaan untuk berperilaku agresi.
Definisi tentang agresivitas telah dikemukakan oleh banyak ahli, sehingga sangat variatif. Baron dan Byrne (1984) mengemukakan, bahwa agresivitas adalah dorongan dasar yang dimiliki oleh manusia dan hewan, dengan tujuan menyakiti badan atau melukai perasaan orang lain. Lebih lanjut  Baron dan Byrne (1984) mengatakan bahwa perilaku agresif adalah suatu bentuk perilaku yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan orang lain.
Brigham (1991) mendefinisikan agresi sebagai perilaku yang ditujukan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis. Pendapat senada diungkapkan oleh Berkowitz (1995) yang mendefinisaikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik fisik maupun mental. Ahli lain Moore dan Fibe, Aronson (Koeswara, 1988) juga mendefinisikan agresi sebagai segala bentuk perilaku kekerasan baik itu secara fisik  ataupun verbal yang dilakukan seseorang dengan maksud untuk melukai atau mencelakakan orang lain baik dengan ataupun tanpa tujuan.
Medinnus dan Johnson (1976) mengemukakan bahwa agresi adalah perilaku yang bersifat menyerang, dapat berupa serangan fisik, serangan terhadap objek, serangan verbal, dan melakukan pelanggaran terhadap hak milik atau menyerang daerah orang lain. Lebih lanjut Medinus dan Johnson (1997) mengemukakan bahwa agresi adalah serangakaian tindakan atau tingkah laku yang bermaksud merugikan atau melukai.
Agresivitas dapat terjadi kapan dan dimana saja, tidak memandang waktu dan tidak peduli siapa yang akan jadi korban. Hal ini senada dengan apa yang telah diungkapkan oleh Dollard ( Harvey dan Smith, 1977), bahwa tindakan agresi ditujukan kepada orang lain yang menjadi sasaran dari tingkah laku tersebut.
Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa agresivitas adalah suatu perilaku yang dimaksudkan untuk melukai atau menyakiti yang mengandung unsur kekerasan, serangan atau gangguan baik secara fisik ataupun verbal, dan merusak atau mengambil hak milik orang lain dengan atau tanpa tujuan dan korban tidak menghendaki perilaku tersebut.

B.  Jenis-jenis Agresivitas
Agresi merupakan perilaku yang kompleks. Ada beberapa jenis agresi yang dikemukakan oleh para ahli, tergantung kriteria pembagian-pembagian yang digunakan.
Menurut Dodge dan Coie  (1987) agresi berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu:
a)      Agresi reaktif, yaitu agresi yang terjadi sebagai reaksi terhadap stimulus yang dinilai mengancam. Penilaian terhadap stimulus sebagai ancaman dan pengalaman marah mendorong seseorang untuk melakukan agresi. Adapun agresi reaktif berfungsi untuk mengurangi atau melepaskan diri dari ancaman (ketidakenakan) yang dialami bukan sebagai cara untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan.
b)      Agresi proaktif, yaitu agresi yang dilakukan sebagai alat atau mempunyai fungsi untuk memperoleh tujuan tertentu. Agresi ini tidak berhubungan dengan provokasi maupun emosi yang menghasilkan kekuatan merusak, tetapi semata-mata diarahkan oleh beberapa tujuan eksternal yang ingin dicapai seperti makanan, barang, kekuasaan, dan wilayah.
Jersild (1975) mengelompokkan agresi menjadi dua bentuk, yaitu: (1) tingkah laku agresi yang terbuka, yaitu suatu bentuk tingkah laku yang tampak dan dapat diamati serta dapat dinilai. (2) Tingkah laku agresif yang tersembunyi, yaitu tingkah laku agresif yang tidak tampak, yang dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku yang lain.


Sumber tugas kuliah

Jumat, 12 Oktober 2012

1 solusi mencegah tawuran

Dalam beberapa waktu kemarin kita dikejutkan dengan terjadinya tawuran antar pelajar yang perkara belum tuntas kembali lagi terjadi tawuran antar mahasiswa yang terjadi di universitas negeri makassar yang menewaskan 2 orang generasi penerus bangsa.
mengapa peristiwa seperti ini bisa terjadi  berulang ulang apakah karena kondisi pelajar kita yang labil,,,

karena sesuatu yang ditakutkan dalam dunia pendidikan telah terjadi jangan lagi mencari kesalahan siapa salah siapa benar.... kita butuh solusi untuk meminimalisir kejadian seperti ini..

pada dasarnya untuk mencegah kejadian seperti tawuran antar mahasiswa ataupun antar pelajar  dibutuhkan kesadaran masing masing individu untuk menilai baik benarnya suatu tindakan ..

tentunya pihak instansi terkait harus tegas dengan memberikan sanksi kepada pihak pihak yang melakukan tindakan tidak terpuji seperti DO atau dipecat dari lembaga pendidikan yang bersangkutan..

mendikbud juga harusnya tegas jangan sampai hal serupa terjadi kemudian korban nyawa melayang terus mau melakukan tindakan...

apagunanya kata kata mutiara ucapan belasungkawa nonsens ...

 

Nikychoy Synyster Blog Copyright © 2011 - |- Template created by Niky Choy